Cendet kini bukan lagi dianggap sebagai burung liar biasa yang berkeliaran bebas di alam, sebab banyak pecinta kicauan burung baik untuk rumahan maupun kelas lomba mulai melirik burung jenis predator ini karena kicauan burung cendet memiliki variasi irama dan lagu yang sangat beragam.
Predikat burung liar yang selama ini disandang burung Cendet tentu semakin tergeser sebagai dampak banyaknya peminat burung kicau memburu anakan Cendet terbaik dari alam yang berdampak pada eksistensi habitat burung berkicau satu ini, sebab ancaman kepunahan terus mengancam seiring eksploitasi besar-besaran ekosistem burung-burung kicauan khususnya termasuk jenis Cendet MH (Muda Hutan).
Selain variasi irama dan cerecetan kasar khas Cendet, postur dan warna burung Cendet juga sangat menarik sehingga banyak masyarakat memelihara Cendet dengan tujuan sebagai Burung Kelangenan di rumah.
Memelihara Cendet Liar diakui tidak semudah burung liar lain seperti Cucak Ijo, Murai Batu dan Kacer sebab Cendet memiliki cakar dan paruh yang cukup tajam, bekas patukan paruh Cendet bahkan sering meninggalkan bekas di kulit manusia, sebab itulah hobiis yang ingin belajar memelihara burung liar jenis Cendet khususnya Cendet MH wajib memiliki kesabaran ekstra untuk memoles momongan Cendet mereka demi mencapai hasil maksimal yang diinginkan.
Eksploitasi Cendet liar di alam juga disebabkan oleh minimnya penangkaran Cendet sebagai burung berkicau layaknya Murai Batu (MB), Cucak Ijo (CI) dan Kacer (KC) serta burung berkicau lain yang sudah lebih dahulu dikenal para mania kicauan burung di Indonesia. Walaupun secara kasat mata penentuan jenis kelamin Cendet dianggap relatif mudah karena sexing Cendet dapat diketahui dengan mudah dari ketegasan warna pada Cendet dewasa, namun demikian penjodohan burung Cendet bukan perkara mudah sebab naluri sebagai burung pemangsa membuat proses perjodohan Cendet semakin sulit.
0 komentar:
Posting Komentar